10 Cara Pengobatan Sakit Jiwa Paling Sadis Di Dunia
Gangguan mental atau penyakit mental adalah pola psikologis atau
perilaku yang pada umumnya terkait dengan stress atau kelainan mental
yang tidak dianggap sebagai bagian dari perkembangan normal manusia.
Gangguan tersebut didefinisikan sebagai kombinasi afektif, perilaku,
komponen kognitif atau persepsi, yang berhubungan dengan fungsi tertentu
pada daerah otak atau sistem saraf yang menjalankan fungsi sosial
manusia.
Penemuan dan pengetahuan
tentang kondisi kesehatan mental telah berubah sepanjang perubahan
waktu dan perubahan budaya, dan saat ini masih terdapat perbedaan
tentang definisi, penilaan dan klasifikasi, meskipun kriteria pedoman
standar telah digunakan secara luas. Lebih dari sepertiga orang di
sebagian besar negara-negara melaporkan masalah pada satu waktu pada
hidup mereka yang memenuhi kriteria salah satu atau beberapa tipe umum
dari kelainan mental.
Tak jarang pula orang
menganggapnya sebagai penyakit karma atau kutukan. Namun terlepas dari
anggapan orang, psikiatri (bidang kedokteran yang menangani kejiwaan)
memang memiliki reputasi terburuk di antara cabang lainnya. Pasalnya,
banyak tindakan medis dan obat-obatan mengerikan yang sering diberikan
pada pasien. Pengambilan
organ, pembedahan dan penyuntikan yang terdengar tak manusiawi kerap
dilakukan para tenaga medis bidang ini. Dan tak jarang pula praktek
medis mereka itu berakhir dengan kematian.
Berikut adalah 10 Cara Pengobatan Sakit Jiwa Paling Sadis Di Dunia :
1. Menghilangkan Organ-Organ Tubuh
Bagi Dr. Henry Cotton,
gangguan jiwa disebabkan oleh infeksi. Alhasil, satu-satunya penanganan
adalah dengan menghilangkan organ-organ tubuh yang terinfeksi. Prakteknya
dimulai sejak awal abad ke-20. Awalnya, dia mengambil gigi pasien satu
persatu, dan jika penyakitnya masih belum sembuh juga dia akan mengambil
organ lainnya. Sepanjang
karirnya, hanya ada 50% yang bertahan hidup dengan metode ini. Padahal,
belum tentu juga pasien itu berhasil sembuh secara mental. Kengerian
ini sampai diabadikan dalam buku berjudul MADHOUSE, yang ditulis Andrew
Scull.
2. Trepanasi (Melubangi Kepala)
Trepanasi adalah satu
metode pengobatan sakit jiwa tertua, yang bahkan digunakan oleh manusia
yang hidup di jaman purba. Cara pengobatan ini disebut mengerikan karena
kepala penderita dibedah dan tengkoraknya dilubangi. Tujuan
dari trepanasi adalah untuk mencari tahu apa yang salah dengan kepala
penderita yang mengalami sakit jiwa atau masalah di kepala. Namun bisa
ditebak, banyak pembedahan yang akhirnya harus berakhir dengan maut.
Metode ini juga populer di Eropa pada abad ke-17.
3. Metode Mesmer
Walau metode yang
diterapkan Frantz Mesmer ini terkesan gila, setidaknya cara ini tidak
terlalu membahayakan. Beberapa magnet ditempatkan ke dalam tubuh pasien
untuk mengontrol efek gravitasi bulan terhadap tubuh. Dia
sempat memaparkan teori yang cukup rumit tentang teorinya ini. Dan tak
lama kemudian, beberapa pasien mengaku sembuh dengan cara ini.
Sayangnya, akhirnya cara ini dianggap tidak relevan dengan pengobatan
penyakit jiwa.
4. Electroshock
Melihat namanya, mungkin
kalian sudah bisa membayangkan listrik bertekanan tinggi yang dialirkan
ke tubuh pasien. Elektroshock pertama kali digunakan oleh dokter Italia
setahun sebelum perang dunia pertama. Listrik 400 volt dialirkan lewat
otak, dan berpotensi menyebabkan amnesia dan kerusakan otak. Walau
sangat kontroversial dan berbahaya, namun masih banyak psikiater yang
menggunakan cara ini.
5. Dibuat Koma
Koma adalah kondisi yang
cukup menakutkan di dunia medis. Namun Manfred Sekel justru menggunakan
metode koma untuk menyembuhkan pasien. Bagaimana bisa? Dia
pertama kali menggunakan metode ini pada pecandu narkoba, dengan cara
menyuntikkan insulin dalam jumlah besar. Setelah bangun dari tidur
panjang, pasien mengaku sembuh. Metode yang sama ternyata juga bisa
menyembuhkan pasien sakit jiwa. Namun
pada akhirnya, metode ini dihentikan karena efek samping mengerikan
mulai muncul. Pasien mulai banyak yang meninggal akibat overdosis
insulin.
6. Metrazol Treatment
Psikiater asal Hungaria
Ladislas von Meduna sempat meraih popularitas gara-gara penemuannya ini.
Dia menggunakan sejumlah obat-obatan untuk menenangkan schizophrenia.
efek dari obat-obatan ini adalah membuat pasien kejang-kejang, namun
pada akhirnya bersikap lebih tenang. Namun setelah beberapa kali
digunakan, muncul keanehan dari perilaku pasien, sehingga penggunaan
obat ini akhirnya dihentikan.
7. Hidroterapi
Jika mendengar kata
hidroterapi, mungkin kalian akan berpikir soal bak mandi yang dipenuhi
air hangat dan nyaman. Tapi jangan salah terapi yang dimaksud di sini
ternyata sangat menyakitkan! Pasien disemprot dengan air bertekanan
tinggi untuk mengurangi sikap agresifnya. Bisa saja mereka disemprot
sambil berdiri, atau diikat di bak mandi dengan tekanan tinggi.
8. Terapi Rotasi
Terapi ini memang bisa
dibilang aneh. Bagaimana tidak, pasien diputar-putar, baik secara manual
maupun dengan alat. Harus diakui bahwa terapi yang dikembangkan kakek
Charles Darwin ini memang tidak berbahaya dan tak menyisakan trauma.
Namun pastinya, pasien bakal mengalami pusing hebat setelah
menjalaninya.
9. Menghilangkan Rahim
Kaum hipokrat percaya
bahwa histeria, adalah kelainan mental wanita yang berhubungan dengan
rahim yang bergeser. Satu-satunya cara untuk menghilangkan ini adalah
dengan memperbaiki posisi rahim. Namun
pada abad ke-20, cara gila mulai dilakukan. Alih-alih memperbaiki
posisi, metode oophorectomy langsung menghilangkan ovarium wanita yang
yang menderita histeria. Padahal, metode ini sama saja dengan metode
kastrasi, yang membuat wanita tak mungkin hamil dan melahirkan.
10. Lobotomi
Pencetus lobotomi adalah
Edgar Monis yang sempat berkesimpulan bahwa masalah kejiwaan bersumber
dari lobus frontal (salah satu bagian di otak). Dan satu-satunya cara
untuk menghilangkannya adalah dengan menghancurkan bagian tersebut.
Dokter memasukkan alat medis, ke dalam rongga mata untuk memotong saraf
bagian depan otak. Pemecah es adalah alat yang paling sering digunakan
untuk metode ini. Awalnya
lobotomi berhasil memberikan kesembuhan untuk para pasien. Namun
setelah sukses dan dijalankan banyak orang, baru terungkap bahwa dalam
jangka panjang, pasien akan mengalami kelumpuhan permanen.